Sore itu, Azel pulang dari kuliah sekitar pukul 5 sore. Menuju
Stasiun, menggunakan angkutan umum. Ya, keretalah menjadi alat
transportasinya setiap pergi dan pulang kuliah. Sampai di stasiun Azel
langsung menuju mushola kecil yang berada di pojok stasiun, untuk
melaksanakan salat magrib karena sudah waktunya. Sebelumnya, Azel sudah
membeli tiket terlebih dahulu.
Saat kaki Azel hendak melangkah di depan mushola, tiba-tiba ia
terkejut melihat seorang laki-laki yang sepertinya ia kenal sedang duduk
sambil memakai sepatu di depan mushola itu. Dan ternyata, laki-laki
tersebut adalah temannya sewaktu SMA, Hakim namanya. Azel pun langsung
menyapanya.
“Hakim… kok di sini?”. Sapa Azel dengan kaget. Kenapa kaget? Jelas saja,
Azel merasa terkejut sekali bisa bertemu dengannya. Karena ternyata
Hakim adalah seseorang yang pernah Azel sukai sewaktu SMA. “hay zel, iya
Gue baru balik nih, Lo baru balik juga?”. Jawab Hakim.
Dari situlah mulai terjadi perbincangan yang membuat hati Azel tambah
senang alias bahagia sekali. Gimana tidak, padahal Azel sama sekali
belum pernah mengobrol dengannya di waktu SMA. Kita pun
berbincang-bincang mengenai dunia kuliah masing-masing. Tak lama
kemudian, Azel mengakhiri obrolan tersebut karena ingin salat terlebih
dahulu. “Kim Gue salat dulu ya…”. Hakim menjawab “Oh iya zel”.
Azel pun pergi salat, dan Hakim sedang duduk di tempat yang
disediakan sambil menunggu kereta api datang. Selesai salat, Azel
menghampirinya lagi, sambil berjalan menujunya, Azel bergumam dalam
hati, “Semoga selama perjalanan pulang bisa seperti ini, bisa mengobrol
bersamanya.” Sampai di dekat Hakim, Azel pun duduk di dekatnya. Hal yang
tak disangka, ternyata mereka berdua sama-sama menunggu kereta yang
sama. Dan itu artinya tujuan arah pulang Azel dan Hakim satu arah.
Sungguh kejadian yang menyenangkan sekali di hari ini bagi Azel.
“ting nong ning nong… (suara pertanda kereta api akan segera
datang)”. Lalu operator stasiun pun memberitahu bahwa kereta api tujuan
Jakarta akan datang. Tiba-tiba Hakim terbangun dari tempat duduknya,
“Zel Gue pindah kesana ya, yang paling ujung.” Katanya sambil memakai
masker hitam. Dengan hati sedikit menciut dan memandangnya dengan
sedikit kecewa, Azel pun menjawab “Oh yaudah silahkan..”.
Saat Hakim berjalan menuju ke arah yang beda, suara hati kembali muncul
“Kenapa harus pinda sih Kim, padahal satu arah. Andai saja satu gerbong
pasti di dalam kita masih berbincang-bincang. Ah ya sudahlah… mungkin
hanya sampai sini pertemuan singkatku.”
Sampai di dalam kereta, Azel duduk sambil memasang headset di
telinganya. Musik kesukaanlah yang selalu menemaninya dalam perjalanan
pulang. Sambil mendengarkan musik, pikiran Azel masih terbayang-bayang
akan kejadian tadi.
Bertemu seseorang yang sangat ia sukai di SMA, tapi seseorang tersebut
sama sekali tidak tahu tentang hal ini. Sebenarnya Hakim teman SMP Azel
juga, tapi Azel baru berkenalan saat di SMA. Hal yang menurutnya sangat
lucu dan konyol yaitu, saat Azel masih SMP, Azel pernah mengambil
foto-foto Hakim pada saat Hakim sedang bermain futsal bersama
teman-temannya. Tapi, pada saat itu Azel belum mempunyai perasaan
seperti ini. Itu pun hanya sekedar iseng bersama teman-teman SMPnya.
Nah, saat kelas 2 SMA Azel mulai sekelas dengannya, bertemu setiap hari
dan melihat dia setiap hari di kelas mungkin itu yang membuatnya menjadi
suka dengannya. Apalagi dengan gaya rambutnya yang menurut Azel sangat
membuat dia terlihat keren. Ya, meskipun dia pernah tidak masuk sekolah
hanya karena takut dicukur rambutnya oleh Pak Jaya, guru Bahasa
Indonesia.
Tak terasa, sampailah di Stasiun Jakarta Kota. Ku tengok kanan dan
kiri dan berharap bertemu lagi dengan Hakim. Tetapi ternyata tidak
seperti yang diharapkan. Lalu Azel pun berjalan kaki menuju rumah dengan
headset yang masih berada di telinganya. Ia nikmati musik-musik
kesukaannya sambil berjalan.
“Bagiku hari ini hari yang sangat menyenangkan. Bertemu dengan
seseorang yang Aku sukai, meski dalam waktu yang singkat. Obrolan kecil,
itu yang membuatku sangat terkesan. Melihat senyumnya, tawanya dengan
jarak yang begitu dekat. Sungguh hal yang belum pernah ku rasakan
bersamanya. Aku berharap kejadian ini dapat terulang dengan waktu yang
lama dan dengan kejadian yang lebih menarik. Namun, inilah kenyataannya,
tetap bersyukur dan berterimakasih atas hari ini. Sampai bertemu
kembali my secret”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar