Minggu, 30 November 2014

HITAM PUTIH



             
Hari yang di tunggu-tunggu bagi siswa yang mengikuti eskul sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Mereka tak peduli hari yang sangat di tunggu nya itu begitu panas hingga mencair kan tubuh untuk pergi ke eskul tartil yang di mulai jam 2 siang, ia tak peduli dengan keadaan suara nya yang tidak begitu mendukung untuk mengikuti eskul ini ataupun kesehatan nya.
       Bukan hanya gadis tomboy itu,tetapi siswa yang lain nya  juga tidak memperdulikan dirinya sendiri demi bertemu dengan kakak pembina yang di idola kan itu.pendiam, cuek,bicara hanya pada orang tertentu, suaranya yang bisa menarik perhatian setiap orang yang mendengar nya. Itulah semua sifat dan bakat yang ada pada diri wafa dan semua nya itu  yang membuat mereka penasaran pada fahri dan ingin mengenali nya lebih dalam.  Bagi mereka akan tambah parah sakit nya bila tidak mengikuti eskul itu.
        Farah…!!!!  Tubuh nya yang kurus tergeletak pada teman samping nya ketika berlangsung nya eskul tartil.fara.,.,fara.,cepat bawa dia ke UKS ucap wafa hawatir.kita lanjut kan ngaji nya ya dek,   bismilll.,bissmillahirr  .,.,ekhem, ekhem.ia tidak konsen karena kejadian tadi, kemudian ia menutuppengajaran hari ini dan lebih memilih menjenguk fara di uks.  Bagaimana keadaan dia sekarang?Lila yang tengah menjaganya tidak menjawab pertanyaan kakak pembina nya itu. Ia sadar ketika wafa mengulang kembali pertanyaan nya,,hemmm heehh.,.ia , ia kak dia belum sembuh ucap nya kebingungan, karena terpesona nya ia melihat wajah yang penuh dengan cahaya dan bersih itu menyanyakan pada nya dengan penuh kehawatiran.siapa saja yang memeandang wajah nya akan tersa tenang hati nya bagaikan di sirami air.Fara yang antara sadar dan tida sadar ia menangkap kehawtiran kakak pembina yang di idola kan itu
 “jaga dia hingga sadar “
“baik kak”
Keesokan harinya farah sudah kembali pulih dan dia sangat bersemangat hari ini “assalamualaikum” ketika bertemu dengan kakak pembina sesudah sholat berjamaah dzuhur
“waalaikum salam, kakak sudah sho…?” sapaan nya terpotong ketika melihat wafa sudah beranjak pergi, farah yang berlagak agak tomboy itu baru kali ini dia merasa malu ketika di cuekin lelaki dan dia merasakan bahwa tidak ada respon sedikitpun oleh kakak pembina nya itu setelah sekian lama dia mengidolakannya, apa karna saya kurang cantik ya…? Tidak! Dalam sendiri dia berkata, kaka wafa bukan orang yang seperti itu malah aku sering melihat kak wafa berbicara dengan perempuan yang lebih jelek dari ku, apa karna penampilan ku atau karna sifat ku atau…. Agh…? Aku harus cari tahu.
       Keesokan hari nya farah minta saran pada lila tentang yang dia fikirkan kemarin
“bagaimana kalau kamu jadi santri saja, kak wafa itu santri yang mungkin dia berteman dengan santri bahkan perempuan-perempuan yang sering ngobrol dengan kak wafa itu santri semua far…..” farah mengangguk-ngangguk pelan bersamaan dengan yang dia fikirkan “jangan mengangguk-ngangguk mulu donk far bagaimana…? Apa kamu mau mengikuti saran ku…..?”
“ok…. Minggu depan saya akan mondok dan menjadi santri dan mulai besok ku akan memusyawarahkan dengan keluargaku”
“tapi sebelum kamu mondok dan menyesal berada di pesantren aku sarankan sifat kamu harus berubah penampilan kamu yang tomboy itu juga harus di rubah sebelum kamu di tegur dan di hukum oleh pengurus pondok mu”
“ok……..sahabatku”lila merasa senang temannya akan menjadi lebih baik dari sebelumnya
“aku akan selalu mendukungmu sahabat ku apalagi ini demi kebaikan mu” mereka saling berpelukan.
           Pipi ibu farah yang dibasahi oleh air mata kebahagiaan yang tiba-tiba anak bungsunya yang sangat sulit di atur nya itu minta dimasukkan ke pesantren
“subhanallah allah menjawab semua doa-doa ku” pak hasan juga bahagia mendengar nya
“apa kamu benar mau mondok nak….?”
“ya iyalah pak, buk farah mau mondok agar farah bisa belajar mandiri tidak ngusahin orang tua dan tidak buat ibu marah-mrah terus ketika bangunin farah untuk sholat subuh”  semua barang-barang nya sudah di siapakan oleh farah untuk di bawa ke pondok dan tidak ada satupun yang tertinggal kecuali sisa-sisa baju nya di lemari
“yang betah yanak jaga diri baik-baik jangan kecewakan ibu dan bapak mu ini nanti kalau farah sudah pintar ilmu agama ajari kami untuk bekal diakhirat nanti” farah hanya menggangguk malas dan bosan mendengar nya dan cepat-cepat dia mengambil tangan ibu dan bapak nya kemudian mencium nya.
            Hari pertama di pesentren dia sudah tidak berjamaah subuh dia di maklumi karna masih baru, hari-hari nya di pesantren tidak ada hari yang dia lewati untuk memikirkan kakak pembina nya itu
“farah…..” dia tersadar dari lamunan nya dan dia melihat pengurus berdiri di depan nya memasamg wajah tidak suka pada farah, farah mengernyitkan dahi nya memberi tanda kebingungan
“ada apa….?”
“apa kamu tidak sadar farah bahwa kamu sudah melamggar pelanggaran pondok berkali-kali tidak mengikuti kegiatan tidak berjamaah, pulang hingga sore sebenarnya ngapain kamu di sekolah?” sedangkan jam pulang sekolah di luar itu jam 1, apa kamu masih pacaran, dan jalan-jaln bersama teman-teman kamnu. Disini itu pondok farah ada aturan-aturan nya bukan kos-kosan yang seenak nya kamu lakukan jadi jangan kotori pondok ini dengan kelalkuan mu yang kotor itu.
‘’jaga mulut mu ya.,.,lina langsung  memegang farah agar tidak terjadi perkelahian antara farah dan pengurus yang nanti nya akan lebih panjang urusannya.                                                                                                               Sejak kejadian itu farah menjadi bahan pembicaraan semua santri sehingga terdengar pada keluarga pak kiayi nya
Hari menjadi minggu, minggu telah menjadi bulan, farah tidak juga mendapatkan respon dari wafa yang dulunya ia sangat tidak menyukai pesantren sekarang ia masuk ke pesantren demi idolanya itu.
“Lil…… apa yang harus saya lakukan? Aku sudah terlalu senang pada kak wafa, semua cara sudah habis dan ini cara yang terakhir untuk bias dekat dengan kak wafa, kayaknya aku sudah menyerah lil. Orang seperti kak wafa tidak mungkin mau kenal dengan cewek seperti aku apalagi dekat denganku, seharusnya aku menyadarinya dari dulu.Aku masih ingat kemarin sore pak kyai ceramah bahwa semua perbuatan itu tergantung dari niatnya dan niatku sudah salahmemasuki tempat yang suci ini bukan untuk mencari ilmu melainkan ingin dekat dengan kak wafa.Aku tidak ingin pesantren ini jelek di mata masyarakat karena perbuatanku dan mulai besok aku akan keluar dari pesantren ini dan aku akan menjelaskan pada orang tuaku sejelas-jelasnya tentang permintaanku untuk mondok.”
“Maafkan farah bu, farah sudah mengecewakan ibu. Farah mondok bukan dengan keikhlasan mencari ilmu tetapi, huhuh…. Huh….. ibunya memeluk farah, ia sudah mengerti sebelum farah melanjutkan perkataannya.
“farah ingin keluar dari pondok ini, farah tidak ingin mendzolimi diri farah sendiri dan tempat suci ini.
“farah lihat ibu! Kamu harapan ibu satu-satunya harapan ibu supaya anak ibu bias mengajari ilmu agama untuk bekal di akhirat nanti dan siapa kelak yang akan mendo’akan ibu setelah ibu meninggal dunia kalau bukan kamu nak ..anak yang soleha, dan yang penting kamu sudah menyadari kesalahanmu nak, jadi niatkan sekarang juga untuk benar-benar mencari ilmu.                                                      
‘Faham apa yang ibu katakan farah.,.,.?Farah mengangguk pelan kemudian kembali memeluk ibunya.
Sejak kejadian itu farah lebih banyak diam, semua teman-teman farah heran dengan kelakuan farah yang rajin, tambah hari tambah memberi kekaguman padanya .
Sedikit demi sedikit farah mulai melupakan fahri, karena giat nya mengikuti kegiatan dan ia mengikuti program hafalan qur’an sehingga tiap hari ia menyetor hafalannya sehingga dia disenangi para ustadzah nya, semangat nya ia menghafal dia lebih unggul dan lancer dari pada yang lainnya dan ia juga selalu menghafal kan di sekolah    farah selalu mendapat kan juara kelancaran menghafal qur’an
Panggilan kepada farah dari arosbaya di kirim oleh orang tuanya.terdengar tiga kali mikrofon memanggilnya. Farah langsung ke tempat pengiriman
“ ibu.,.,.
Farah mencium tangan ibu nya
“tumben ngirimnya cepat bu biasanya farah di kirim hari minggu lho ibu kangen  ya sama farah?
Ibunya yang  tersenyum bagga sama farah hanya mengelus kepala farah
“ibu kesini bukan untuk mengirim farah tetapi menjemput farah pulang
“pulang bu? Farah masih kebingungan
“kenapa harus pulang bu?
“ada seseorang yang ingin menikahimu sayang ibu dan bapakmu sudah menerima lamarannya dan ibu  sangat cocok dengan lelaki itu
Tidak terasa air mata farah mengalir di pipinya yang mulus ituia menangis karna harus meninggalkan pesantren yang sudah sangat di cintai dan ia juga menangis karena melihat ibunya sangat bahagia ia tidak pernah melihat ibunya sebahagia saat ini
“farah masih mempunyai tanggung jawab atas kelancaran hafalan farah bu… dan itu penting bu ,bukannya ibu sendiri yang bilang sama farah kalau farah gak boleh pulang sebelum hafalan farah lancar?
“ini lebih penting dari semua yang kamu katakan nak… ini demi masa depanmu dan yang akan menemani disisa hidupmu dan ibu sangat bahagia bila kamu menerimanya
 Ditengah tangisan ia berdo’a didalam hatinya
“ Ya Allah aku serahkan semua kesedihan dan kebahagiaanku padamu hamba ikhlas dengan takdirmu yang di berikan pada hambamu ini yang terbaik dan bisa mendapatkan kebahagiaan hidup ke depannya meskipun tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya
‘’ farah…bagaimana nak apa kamu bisa menarimanya?
‘’insyaallah farah akan istikhoroh dulu bu untuk memberikan jawabannya
“ibu akan menunggunya nak…
Farah sudah di pamitkan oleh ibunya untuk pulang dan ibu nyai latifah kaget setelah mendengar farah akan menikah
“jaga hafalannya ya farah jangan sampai melupakan dan ambillah manfaat dari calon suamimu setor hafalanmu pada suamimu jadi suami itu bisa jadi pembimbing dan tempat mencurahkan semua isi hati kamu
Insyaallah ibu nyai
Setelah sampai di rumah keesokan harinya ibu farah kembali menanyakan pada farah
“farah apakah kamu mau terima lamaran orang yang di pilih kan oleh ibu nak?
Farah mengangguk dengan pelan.
‘’alhamdulillah ibu akan sangat bahagia sekali. Sambil menetes kan air mata
‘’jadi besok sesudah salat isyak ibu akan mempertemukan mu dengan suami mu…..dia akan kesini bersama keluarga nya
   Ibu farah sudah menyiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan calon menantunya setengah jam ia menunggu akhirnya mereka datang dan mempersilahkan mereka duduk
‘’sebentar saya akan memanggil farah.
‘’farah…..ayo sayang kamu temui calon suami mu nak…mereka berdua berjalan menuju tempat tamu dan ibunya meminta farah duduk yang berhadpan dengan calon suaminya
‘’farah tujuan kami mengadakan acara seperti ini agar kalian mengenal saling mengetahui antara satu dengan yang lainnya, kamu jangan menunduk terus sayang jangan kamu rusak acara ini dengan sikap mu.
Lalu farah mengangkat kepalanya dengan perlahan dan ............. betapa ia sangat terkejut ketika melihat lelaki yang berada di depannya adalah lelaki yang selama ini ia idolakan.
Air matanya perlahan jatuh antara percaya dan tidak bahwa lelaki yang berada di depannya adalah wafa, wafa tersenyum padanya dan mengalihkan pandangannya pada ibu farah .
Setelah pertemuan itu farah banyak bersukur pada allah dan berterimakasih pada ibunya karena mempertemukannya dengan lelaki yang baik dan sholeh, ketika berhenti dari pondok bukanlah akhir untuk melanjutkan hafalannya ia bisa kapanpun belajar pada calon suaminya.
Pernikahan yang di selenggarakan dengan sederhana di hadiri oleh Kyai. Abd. Aziz dan ibu Nyai. Latifah yang merupakan guru dari mereka bedua di pesantren
                                                                                                                ***
Wafa melayangkan tangannya ke tangan farah dan memegangnya erat .
“farah..... begitu banyak rahasia allah yang belum terungkap pada hambanya meskipun awalnya menyakitkan dan membuat hambanya pasrah yang berupa cinta, kebahagiaan, dan kebaikan jika mereka menyadari begitu juga perasaanku padamu, aku telah merahasiakan cintaku yang  telah lama terpendam di sini.
Wafa meletakkan tangan istrinya ke dadanya, aku hanya menunggu waktu yang tepat dan tibalah sekarang ini waktu yang tepat
“istriku...... aku mencintaimu dengan hati yang  tulus karena allah dan aku akan menjagamu karena amanah yang telah di titipkan kepadaku.
“istriku.... bolehkah suamimu ini menciummu?
Farah mengangguk ketika wafa mencium keningnya, dia merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar