Sebuah moment.
Pagi
kala itu, ia menjinjing tasnya.berjalan berlahan menelusuri kolidor
sekolah,ia memasuki sebuah
ruang kelas,menghempaskan dirinya di bangku,membuka buku pelajarannya
lantas mulai mengerjakan PR ynang belum ia kerjakan di rumah.pagi ini ia
kembali menjinjing tasnya namun ia tak lagi menulusuri koridor seklah.yang ia
telusuri kini adalah gang- gang kota penuh debu.kiri kananya rumah-rumah yang
berjejer rapi seperti kotak korek api yang tersusun.
ia lantas memasuki sebuah rumah
,duduk,membuka tasnya kemudian mulai membaca kitab suci agamanya.Pagi di suatu
hari nanti,ia tak akan lagi membawatas.di tangannya kala itu yang ada adalah
lentera.ia akan kembali menelusuri.tapi bukan lagi koridor sekolah ataupun
gang-gang kota itu,bahkan bukan tempat manapun yang pernah ia kunjungi
sebelmnya
is akan kunungi sebuah jaringan,ia
akan telusuri aliran-aliran yang berliku,dan itu pasti akan jadi moment paling
berharga bagi dirinya dan paling bersejarah
dalam hidupnya.Yang kelak akan ia telusuri adalah jaringan otak dan
pikiranya sendiri,yang akan ia kunjungi adalah aliran-aliran daraah yang
mengalir dalam tubuhnya,dan lentera di tangannya akan memberinya cahaya agar ia
tak tersesat di sana.
ada banyak hal yang akan ia lakukan
dalam rilahnya kali ini,ia akan perbaiki aliran otaknya yang beku akibat
keangkuhan,ia akan lunakkan otot-otot jiwanya yang mengeras akibat kekuatan
nafsu,ia akan luruskan sendi-sendi nuraninya yang membengkok tertimpa igo.Ia
akan bersihkan darahnya dari segala bakteri yang bersumber dari konsumsi subhat
di lambungnya ,
hingga pada akhirnya ia akan
tinggalkan lintera itu di ruang hatinya biar ia sinari tiap ruangnya dan tak
ada lagi kegelapan akibat asab pekat kemaksiatan yang selama ini ia
kerjakan.akan ia lakukan semuanya,satu saat nanti.namun saat ini ,barkan saja
ia menjungjung tasnya menelusuri gang-gang kota itu.berhenti di sebuah majlis
membuka catatanya dan menulis berlahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar