Minggu, 30 November 2014

batik madura

Kebanyakan orang mengenal batik tulis Madura dengan karakter yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari seribu motif dan paling terkemuka di pasar batik di Indonesia maupun mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik Madura yang cukup terkenal. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu, mungkin karena kedua komoditas tersebut merupakan bagian integral dari tradisi masyarakat mereka sendiri.
Pada dasarnya, Batik dengan berbagai bentuk dan pola, apakah itu batik Madura, batik Pekalongan, batik Jawa, batik Jogja, solo batik dan batik-batik daerah lain budaya tinggi adalah karya seni yang perlu dipertahankan, dilestarikan, dikembangkan sehingga menjadi aset berharga bangsa ini di mata internasional.
Di Pulau Madura sendiri sudah sejak lama dikenal sejumlah sentra kerajinan batik. Misalnya di Kabupaten Pamekasan, sejak zaman dulu banyak perajin dan pengusaha batik bermukin dan mengembangkan usaha batiknya di wilayah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan Batik di Pulau Madura. Karena, dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Pulau Madura, Kabupaten Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para perajin dan pengusaha batik.

Tradisi mengenai kain batik yang tertanam cukup kuat di kalangan masyarakat Madura telah membuat budaya membatik dan memakai kain batik terpelihara dengan baik di kalangan mereka. Bahkan ketika kain batik belum sepopuler seperti dewasa ini, masyarakat Madura tetap memproduksi dan mengenakan pakaian batik, karena batik merupakan bagian dari adat dan budaya mereka sehari-hari. Kini ketika kain batik sudah begitu populer dan memasyarakat, para perajin dan pengusaha batik di Pulau Madura semakin bergairah dalam memprodusi kain batik. Dan salah satunya kayanabatik yang merupakan salah satu produsen batik yang selalu menghadirkan motif-motif terbaru dan batik tulis Madura yang mudah di jangkau.

Bangkalan


  berasal dari kata “bangka” dan ”la-’an” yang artinya sudah matilah. stilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat.

Menurut cerita, setelah kejayaan Arya Wiraraja sebagai adipati pertama di Madura, maka pada dekade berikutnya perubahan jaman mulai membentuk karakter orang-orang Madura. Jaman yang penuh pergulatan dan perjuangan kala itu.
 Yang paling mengenaskan ialah saat kolonial Belanda bercokol di Madura. Dan saat itulah banyak timbul pemberontakan-pemberontakan, yang kerap dikenal dengan pemberontakan Trunojoyo, Ke’ (Pak) Lesap, Sakerah dan lainnya.
Tampilnya Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan melawan penjajah merupakan awal kebangkitan Madura sebagai langkah menuju pemberontakan berikutnya. Trunojoyo putra Pangeran Waluyo yang pada dasarnya berjuang untuk membasmi ketidak adilan disambut gegap gempita oleh rakyat Madura setelah meninggalkan Mataram yang kemudian menaklukkan seluruh Madura. Pada perjuangan berikutnya, Trunojoyo mendapat bantuan dari orang-orang Makasar yang melakukan perampokan-perampokan dilautan sekitar Jawa Timur setelah Makasar jatuh. Dari persekutuan Makasar-Madura itulah yang kemudian diperkuat perkawinan Putri Trunojoyo dengan tokoh dari Makasar, Karaeng Galesong. Menjadikan keterpaduan wilayah yang berjarak jauh itu. Keterpaduan itu dapat dibuktikan, bahwa banyak hal persamaan antara keduanya. Baik secara hidup masyarakatnya, watak, maupun sikap kesehariannya. Bahkan di Madura sendiri (pulau Kangean-Sumenep), bahasa yang dipergunakan bahasa daerah yang dipengaruhi oleh bahasa Madura, Bugis, Jawa dan Melayu.


Tokoh lain yang kerap menjadi kebanggan orang Madura, ialah Ke’ Lesap. Dalam cerita disebutkan, bahwa Ke’ Lesap memilikissebuah golok dan dapat disuruh mengamuk sendiri tanpa ada yang memegangnya. Karena kesaktian-kesaktian yang dimiliki, ia makin menjadi kesohor sampai seluruh pelosook Madura. Pada akhirnya, Ke’ Lesap merasa yakin, bahwa ia sudah cukup mampu untuk mulai mengobarkan api pemberontakan. Keahlian dan kemasyhurannya, banyak membawa simpati kepada rakyat, sehingga sehingga pada saat turun dari pertapaan (Gunung Payudan) dengan sangat mudah dapat menaklukkan desa-desa yang didatangi.

Setelah menaklukkan wilayah dari Timur, Sumenep, Pamekasan dan Sampang, maka Ke’ Lesap beserta pasukannya menuju Bangkalan. Pertempuran dimulai, sebab pasukan Cakraningrat V sebagai penguasa di Bangkalan mengadakan perlawanan yang cukup hebat. Namun akhirnya kekuatan Bangkalan dapat dipukul mundur. Bantuan kompeni didatangkan dari Surabaya, dan pertempuran berlangsung kembali. Meski demikian dengan bantuan tersebut, Ke’ Lesap masih bertahan dan memukul mundur, dan Cakraningrat V mengungsi ke Malaja. Sedang benteng dipertahankan oleh kompeni.

Namun pada akhirnya, Ke’ Lesap jatuh di tempat asalnya, yaitu ketika Cakraningrat V melancarkan tipu muslihat dengan mengirim wanita ketempat pesanggrahan Ke’ Lesap di dea Tonjung. Wanta Tanda’ (ronggeng) yang berbusana keraton itu memegang bendera  putih dan menyerahkan kepada Ke’ lesap. Bagi Ke’ Lesap tanda bendera putih itu pertanda Cakraningrat menyerah. Namun apadaya titik kelemahan Cakraningrat terletak di rambutnya. Konon wanita yang menyamar sebagai putri keraton (bernama nyi Marpuah) sesuai perintah CakraningratV berkesempatan memotong rambut Ke’ Lesap. Saat itu pula hilang kekuatannya termasuk kekuatan senjata goloknya yang bernama Kodhi’ Crangcang. 

Pada saat bersamaan Cakraningrat V beserta bala tentaranya menyerang dan menusukkan tombak pusaka Bangkalanyang bernama Si Nenggolo Gemetar. Dan bersinar seolah mengeluarkan api. Dan pada akhirnya Ke’ Lesap beserta bala tentaranya banyak yang binasa. Maka berteriaklah rakyat yang mengikuti rajanya bersama-sama berteriak ”Bangka-la’an” artinya sudah matilah. Sebagaimana diabadikan dengan nama Bangkalan, salah satu kabupaten di Madura. 

Pertama Kali Mondok



Pertama Kali Mondok
Assalamulaikum. Wr. Wb, Aku akan menceritakan tentang kehidupanku sejak kecil sampai sekarang, apabila ada hikmah yang dapat kalian ambil, ambillah, dan apabila ada kejelekan didalamnya buang jauh-jauh, simak baik-baik ea selamat membaca
Aku terlahir disebuah desa terpencil yang bernama DesaTa anyar buduran Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, Aku terlahir dari 3 bersaudara dan Aku adalah anak pertama, orang tuaku memberikan nama aku HOIRUN NISA , saudaraku laki-laki dan perempuan, adikku yang pertama perempuan dan adikku yang kedua laki-laki .Sekolah Dasar Negeri plakaran itulah nama Sekolahku dulu, Alhamdulillah Aku naik Terus, waktu SD Aku senang sekali, karena punya banyak teman yang agak lugu-lugu ya termasuk Aku, hehehe... selain Sekolah Dasar Aku juga Sekolah Madrasah Ibtida’iyah syukur Alhamdulillah ilmuku makin bertambah meskipun Aku seorang pemalas, malamnya Aku juga mengaji di Musholla, tapi sayang, Aku berhenti mengaji sejak Aku sekolah Sekolah Menengah Pertama, ya jadinya seperti ini, ngajinya tidak begitu lancar, hehehe... Aku berjalan kaki dari rumah ke Sekolah bersama teman-teman karena jarak antara rumah dan sekolah tidak jauh hanya sekitar 500 meter, dulu semasa di SD Aku hanyalah seorang pendiam, tidak banyak bergaul bersama orang lain, hanya segelintir orang yang Aku jadikan teman, Aku juga punya seorang sahabat waktu SD, tapi kami pisah karena kami melanjutkan sekolah yang berbeda.
Ketika Aku lulus dari SD, Aku bingung mau melanjutkan kemana, kata temanku disuruh kesini, kesitu, pokoknya banyak pilihan sehingga membuatku bingung mau pilih yang mana, hingga akhirnya Aku memantapkan diri untuk Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri1 Arosbaya , tidak terasa 6 tahun begitu cepat berlalu, sekarang Aku sekolah di SMP, memulai pengalaman baru,tempat baru, teman baru, guru baru, dan pelajaranpun juga baru, heheheh... ternyata dunia ini luas ya? Begitulah yang ada dipikiranku ketika  Aku Sudah banyak mengenal teman-teman yang dari lain desa atau kecamatan, maklum Aku hanya dirumah saja, jarang keluyuran kemana-mana, jadi tidak begitu tahu dunia luar. Waktu SMP aku ikut Ekstrakurikuler DrumBand, Aku senang sekali karena aku bisa memainkan alat musik yang sebelumnya tidak bisa kumainkan, dan lebih senangnya lagi apabila DrumBand di SMPku di undang untuk acara pengantin, seru, pengalamanku akan tempat dan adat istiadat desa lain makin bertambah, memang dunia ini luas, begitu banyak tempat yang belum Aku ketahui,
Waktu terasa begitu cepat berlalu, tak terasa Aku sudah kelas 3 SMP dan bentar lagi Aku akan lulus, kebingungan pun menghampiriku lagi, Aku bingung karena Aku tidak tahu mau melanjutkan kemana, “ah itu terserah nanti, sekarang fokus pada Ujian Nasional” kataku dalam hati, ketika ujian hampir dekat, aku takut tidak lulus, kalau Aku sampai tidak lulus apa kata orang tuaku? Kasihan mereka sudah banting tulang mencari nafkah agar aku bisa sekolah, mereka berharap banyak padaku, meskipun hanya satu yang mereka inginkan, yaitu ingin anaknya mempunyai hidup yang lebih baik daripada mereka, tapi Alhamdulillah, Aku bersyukur karena Allah  telah meluluskan Aku, Senang sekali melebihi kesenanganku dulu waktu lulus SD .
Ijazah SMP sudah Aku pegang, dan Aku benar-benar bingung mau melanjutkan kemana, kakak sepupuku menyarankan Aku untuk sekolah di MAN Bangkalan dan tinggal dipondok pesantren, kebetulan kakak sepupuku adalah alumni MAN Bangkalan, Aku berpikir sejenak dan Aku menyetujuinya, Aku pun mendaftarkan diri bersama kakakku, aku masuk ke MAN lewat PMDK , Alhamdulillah Aku senang mendengar bahwa Aku diterima Sekolah di MAN Bangkalan . Air mata selalu bercucuran setiap malam, aku tidak betah dipondok, rasanya ingin cepat-cepat pulang, Aku rindu mama dan papa, dan adik-adikku , aku rindu dengan  suasana desaku, benar kata orang bilang “Pondok itu adalah penjara suci” Aku bersukur bisa ada dipondok, meskipun aslinya Aku tidak betah berada disini, sempat Aku berpikir untuk berhenti dari pondok, tapi teman dan terutama keluargaku melarangnya, karena jika Aku tidak mondok, mau jadi apa Aku ini. Dipondok aku sering tidur malam, bukannya karena banyak kerjaan, tapi Aku sering kepikiran dirumah, karena Aku masih belum terbiasa jauh dari keluargaku, hari demi hari kulewati, Aku sudah mulai biasa beradaptasi dipondok, Aku sudah mulai merasa nyaman meskipun terkadang Aku rindu dengan keluargaku,
Pulangan telah tiba, pulang tiba, horee… horee… hahaha, Aku senang sekali karena Aku sekarang Molean Ponduk bahasa maduranya, semua santri pondok pulang selama 2 minggu karena menymbut maulid nabi jadi kita semua pulang, dan tidak boleh telat karena nanti bisa dihukum dan dikenakan denda oleh pengurus pondok, mudah-mudahan aku tidak pernah terkena denda atau hukuman, Aamiin, Akhirnya Aku sudah sampai dirumahku dan Aku sangat senang bisa kembali lagi kerumah, bisa bertemu dengan keluarga dan tetangga serta sahabatku dulu semasa di SD, dulu waktu sebelum Aku mondok, kalau keluar rumah Aku sering tidak menutup aurat, tapi sekarang, Aku mulai merasa malu jika Aku tidak menutup aurat, jadi setiap Aku keluar rumah, meskipun hanya duduk di depan rumah Aku selalu menutupi auratku, dulu Aku juga jarang mengaji, terutama shalat lima waktu, tapi syukur Alhamdulillah sekarang Aku sering shalat dan mengaji, meskipun terkadang subuhnya dimakan ayam karena Aku kesiangan kalau hari minggu, hehehe…
Waktu tak terasa begitu cepat berlalu, kini tiba saatnya Aku pulang kepenjara suci lagi, berat rasanya meninggalkan rumah dan keluargaku, tapi Aku harus kembali untuk mencari ilmu dan terutama mencari jati diri yang sampai saat ini belum aku temukan, Aku hanya bisa menangis lagi karena Aku rindu dengan kampung halamanku, dipondok Aku makan 2 kali sehari, tapi dirumah Aku bebas makan berapa saja asalkan ada yang mau dimakan, hehehe… tapi kalau disini semuanya serba uang, aku harus belajar untuk menghemat uang, aku harus bisa belajar mandiri karena kelak Aku akan berkeluarga, kalau tidak dari sekarang, kapan lagi.
Mungkin cukup sekian ceritaku, apabila ada kata-kata yang kurang sopan atau kurang berkenan dihati para pembaca Aku mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan terimakasih kepada semua orang yang telah bersedia mengisi hari-hariku, sampai jumpa lagi dan semoga kita semua mendapatkan ridha Ilahi Rabbi, Aamiin, Summassalamualikum. Wr. Wb,


RINDU AYAH IBU




Ayah...
Ibu...
Sudah lama kita tak bertemu
Sudah lama kita tak bersama
Ayah..
Ibu..
Ku ingin memeluk kalian
Ku ingin mencium kalian
Sebagai tanda aku sayang kalian
Ayah..
Ibu..
Ku merindukan canda tawa kalian
Ku merindukan nasihat kalian
Ayah..
Ibu..
Mengapa kita harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak dan waktu selalu memisahkan kita
Suatu saat kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah

Doa Buat Sahabat



Doa Buat Sahabat
Ibu, rasanya semua dah siap kemas, InsyaAllah, bolehlah kita berangkat sekarang. Ayah pun dah tunggu dalam kereta tu”. Beritahu Rafiq pada orang tuanya.Ayat-ayat Al-Quran dan Hadis yang dilekatkan di sudut bacaan, ditinggalkan sahaja, agar dapat memberi manfaat kepada penghuni yang baru.
Semoga ianya mampu membuka hati sesiapa sahaja yang membacanya, agar tidak pernah jemu dalam usaha untuk menyebarkan dakwah dan islah sesama manusia. Tidak kira non-muslim atau muslim. Semoga bermanfaat. Itulah niat dan keikhlasan hatinya.

Dia teringat pesan Rasulullah S.A.W. Baginda bersabda, “Jika Allah SWT memberi hidayah kepada seseorang lantaran kamu, itu lebih baik bagimu daripada setiap apa yang disinari matahari.” (hadis riwayat Tabrani)

Ayah tersenyum. Manis senyumannya. Dia memperlahankan kereta lalu membelok ke kiri menuju ke surau Al-Falah.

Raqib merenung sudut kiri di hadapan surau tersebut. Butir-butir kristal mula memenuhi kelopak matanya. Namun, ditahan juga, bak empangan yang menakung tadahan. Fikirannya mula terbang melewati episod-episod perjuangan bersama sahabat-sahabatnya. Di situlah tempat Raqib menjalinkan ukhwah bersama-sama sahabatnya. Banyak masanya dihabiskan di situ.

Semuanya terjalin kerana Allah. Daripada usrah, halaqoh, tazkirah, sehinggalah Majlis Ilmu, dan pelbagai lagi proses tarbiah dilakukan. Berat sekali hatinya untuk meninggalkan surau tersebut. Semuanya syabab yang dahagakan ilmu, yang sering meniti dibibir-bibir mereka dengan kalimah memuji kebesaran Rab.

Terlintas kata-kata gurunya sewaktu pengajian dulu.

“Hanyasanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat-sifat yang tersebut) maka adalah diharapkan mereka menjadi dari golongan yang mendapat petunjuk.”(At-Taubah 9:18)

Sering sahaja mereka mengingatkan antara satu sama lain, tentang kelebihan solat berjemaah. Tidak dilupakan juga untuk mengejut sahabat-sahabat ke surau, terutamanya waktu Subuh. Zikir-zikir mengingati Allah juga tidak ketinggalan untuk mereka lafazkan sesama mereka. Solat dhuha, Solat tahajud. Semuanya dilakukan semata-mata mencari keredhaan Allah, serta bimbingan sahabat-sahabat yang sentiasa memperingat antara satu sama lain. Penghayatan akidah juga ditekankan, agar hubungan mantap dengan Rab. Namun, segalanya hanya tinggal memori.

“Ya Allah, berilah kekuatan kepada sahabat-sahabatku, agar mereka sentiasa mampu mengingatiMu. Mungkin sahaja di sini, terdapat rakan-rakan yang mampu mengingatkan kami, satu sama lain. Namun, aku sedar, dugaan diluar lebih besar cabarannya. Teguhkan iman kami, supaya sentiasa berada dalam rahmat-Mu.” Bisiknya di dalamm hati.

Rafiq merenung jauh. Pandangannya melintasi perjuangan Rasulullah SAW, para sahabat dan syuhada di dalam mengembangkan syiar Islam. Janggutnya mula dibasahi air mata yang bercucuran.Raqib begitu risau akan sahabat-sahabat seperjuangannya. Mampukah mereka istiqamah dalam perjuangan mereka, ketika mereka berada di dunia yang nyata, yang sudah semestinya penuh dengan pancaroba?

“Semuanya dah berubah, dahulu makmum aku hanya sahabat-sahabat sebayaku, tetapi, sekarang…” Dia bermonolog.

Raqib mengerutkan dahinya. Istighfar membasahi bibirnya. Dia tetap ikhlas menjalankan tanggungjawabnya sebagai hamba Allah.Tidak dinafikan, di mana-mana sahaja surau, pasti hanya akan dipenuhi oleh orang-orang tua sahaja. Adakah surau hanya menjadi tempat-tempat bagi hambaNya yang sudah berusia sahaja?

Segala bisikan syaitan tidak diendahkan. Raqib sentiasa perlu bermujahadah. Mungkin sahaja dia menjadi orang asing di dalam rumah Allah itu, kerana hanya dia sahaja anak muda didalamnya.

Sama juga keadaannya ketika waktu Subuh. Mampukah sahabat-sahabatku bermujahadah untuk berjemaah di surau? Mampukah mereka bangun tatkala manusia lain sedang enak dibuai mimpi, semata-mata untuk melakukan tahajud seperti dahulu? Mampukah mereka meluangkan sedikit sahaja masa untuk melakukan solat Dhuha, seperti juga di kolej dahulu?

Raqib sentiasa husnuzzon dengan sahabat-sahabatnya. Dia tawaduk, menadah tangan mengharapkan rahmat Allah. Hari-hari yang dilalui penuh dengan muhasabah.

“Ya Allah, sesungguhnya hambaMu ini merendahkan diri serendah-rendahnya dihadapanMu. Aku memohon keampunan dariMu. Aku hamba yang banyak melakukan dosa. Jauh sekali untuk menjadi sempurna, bahkan untuk mengharapkan balasan syurgaMu. Aku seringkali tewas dengan hawa nafsu, namun aku juga sentiasa bersyukur kepadaMu kerana Kau masih memberikan aku sinar harapan, peluang untuk sentiasa beribadah kepadaMu. Semuanya atas keizinanmu, ya Allah. Aku bukanlah seorang yang banyak ilmu, tetapi setitis kesedaran yang diberikan Kau takkan ku persia-siakan.”

“Bimbinglah sahabat-sahabatku. Semoga mereka sentiasa bermujahadah, meniti hari-hari yang mendatang. Aku tidak mampu untuk berada bersama-sama mereka selama-lamanya, untuk saling memperingati antara satu sama lain. Hanya Kaulah tempat aku berharap, agar Kau sentiasa bersama-sama sahabatku. Berikanlah kekuatan untuk mereka istiqamah, dalam usaha menjadi hambaMu yang bertaqwa”. Panjang munajatnya memohon kepada Allah.


semeru



Hai awand, kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku yang ke B29 ,huh perjalananya sungguh bikin badan pegel-pegel banget ,tapi gak apalah yang peting setelah sampai disana wow amaizing ,,,, keren subhanallah benar-benar indah allah mennciptakan segala sesuatu
Aku kesana pada hari jum’at sekitar jam tujuh malam setelah shalat isyak , biasa anak pondokan jadi alim hehehe,,,,aku sampai disana sekitar  jam dua malam terus aku cari penginapan karna aku sudah rencanakan kalao aku mau ada disana sekitar tiga  hari
Hari pertama , aku pergi ke b29 nya pagi-pagi banget .huh dingin , suhu disana bener-bener membuat badan gemetar  udah airna kayak es batu lagi . aku mendaki sekiar tiga puluh menit untk mencapai puncak dan pejalanannya licin dan berbatu
Sesampai di puncak aku pun hanting2 dan meminum seceguk the  panas untuk membantu badanku agar lebih hangat dan setelah puas menikmati pemandangan ang ada disana aku pun turun dari b29 sekitar jam Sembilan dan aku kembali ke penginapan .
Hari kedua , aku pergi ke pemandian  emmmmmm apa ea nama pemandiannya aku lupa hehehe,,, sorry lupa kawand pokoknya daerahnya di desa sendoso tempatnya itu kayak wisata taman kanak-kanak tapi ebih bagusan di pemandian ini soalnya diserai dengan benda2 sejarah di dalamnya .
Hari ketiga aku pergi ke pure untuk meliha tempat ibadahnya orang budha biasa toleransi hehehe,,,,,benarkan kita ssama makhlah allah saling menghargai satu sama lain , setelah hanting2 disana kami pn pulang kepenginapan dan sekitar jam semilan kami pun  pulang ke Madura aku sampai ke Madura sekitar jam seengah empat kana masih berhenti2 di perjalanan
Udah duul ea awand ceritanya kta sambun kapan2 aja Ok,,,,