Kebanyakan orang mengenal batik tulis Madura dengan karakter yang
kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah,
kuning, hijau muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura
mungkin telah lebih dari seribu motif dan paling terkemuka di pasar
batik di Indonesia maupun mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik
Madura yang cukup terkenal. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu,
mungkin karena kedua komoditas tersebut merupakan bagian integral dari
tradisi masyarakat mereka sendiri.
Pada dasarnya, Batik dengan berbagai bentuk dan pola, apakah itu
batik Madura, batik Pekalongan, batik Jawa, batik Jogja, solo batik dan
batik-batik daerah lain budaya tinggi adalah karya seni yang perlu
dipertahankan, dilestarikan, dikembangkan sehingga menjadi aset berharga
bangsa ini di mata internasional.
Di Pulau Madura sendiri sudah sejak lama dikenal sejumlah sentra
kerajinan batik. Misalnya di Kabupaten Pamekasan, sejak zaman dulu
banyak perajin dan pengusaha batik bermukin dan mengembangkan usaha
batiknya di wilayah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan
dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan Batik di Pulau
Madura. Karena, dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Pulau
Madura, Kabupaten Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para
perajin dan pengusaha batik.
Tradisi mengenai kain batik yang tertanam cukup kuat di kalangan
masyarakat Madura telah membuat budaya membatik dan memakai kain batik
terpelihara dengan baik di kalangan mereka. Bahkan ketika kain batik
belum sepopuler seperti dewasa ini, masyarakat Madura tetap memproduksi
dan mengenakan pakaian batik, karena batik merupakan bagian dari adat
dan budaya mereka sehari-hari. Kini ketika kain batik sudah begitu
populer dan memasyarakat, para perajin dan pengusaha batik di Pulau
Madura semakin bergairah dalam memprodusi kain batik. Dan salah satunya
kayanabatik yang merupakan salah satu produsen batik yang selalu
menghadirkan motif-motif terbaru dan batik tulis Madura yang mudah di
jangkau.
BERSATU
Minggu, 30 November 2014
Bangkalan
berasal dari kata “bangka” dan ”la-’an” yang artinya sudah matilah. stilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat.
Menurut cerita, setelah kejayaan Arya Wiraraja sebagai adipati pertama di Madura, maka pada dekade berikutnya perubahan jaman mulai membentuk karakter orang-orang Madura. Jaman yang penuh pergulatan dan perjuangan kala itu.
Yang paling mengenaskan ialah saat kolonial Belanda bercokol di Madura. Dan saat itulah banyak timbul pemberontakan-pemberontakan, yang kerap dikenal dengan pemberontakan Trunojoyo, Ke’ (Pak) Lesap, Sakerah dan lainnya.
Tampilnya Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan melawan penjajah merupakan awal kebangkitan Madura sebagai langkah menuju pemberontakan berikutnya. Trunojoyo putra Pangeran Waluyo yang pada dasarnya berjuang untuk membasmi ketidak adilan disambut gegap gempita oleh rakyat Madura setelah meninggalkan Mataram yang kemudian menaklukkan seluruh Madura. Pada perjuangan berikutnya, Trunojoyo mendapat bantuan dari orang-orang Makasar yang melakukan perampokan-perampokan dilautan sekitar Jawa Timur setelah Makasar jatuh. Dari persekutuan Makasar-Madura itulah yang kemudian diperkuat perkawinan Putri Trunojoyo dengan tokoh dari Makasar, Karaeng Galesong. Menjadikan keterpaduan wilayah yang berjarak jauh itu. Keterpaduan itu dapat dibuktikan, bahwa banyak hal persamaan antara keduanya. Baik secara hidup masyarakatnya, watak, maupun sikap kesehariannya. Bahkan di Madura sendiri (pulau Kangean-Sumenep), bahasa yang dipergunakan bahasa daerah yang dipengaruhi oleh bahasa Madura, Bugis, Jawa dan Melayu.
Tokoh lain yang kerap menjadi kebanggan orang Madura, ialah Ke’ Lesap. Dalam cerita disebutkan, bahwa Ke’ Lesap memilikissebuah golok dan dapat disuruh mengamuk sendiri tanpa ada yang memegangnya. Karena kesaktian-kesaktian yang dimiliki, ia makin menjadi kesohor sampai seluruh pelosook Madura. Pada akhirnya, Ke’ Lesap merasa yakin, bahwa ia sudah cukup mampu untuk mulai mengobarkan api pemberontakan. Keahlian dan kemasyhurannya, banyak membawa simpati kepada rakyat, sehingga sehingga pada saat turun dari pertapaan (Gunung Payudan) dengan sangat mudah dapat menaklukkan desa-desa yang didatangi.
Setelah menaklukkan wilayah dari Timur, Sumenep, Pamekasan dan Sampang, maka Ke’ Lesap beserta pasukannya menuju Bangkalan. Pertempuran dimulai, sebab pasukan Cakraningrat V sebagai penguasa di Bangkalan mengadakan perlawanan yang cukup hebat. Namun akhirnya kekuatan Bangkalan dapat dipukul mundur. Bantuan kompeni didatangkan dari Surabaya, dan pertempuran berlangsung kembali. Meski demikian dengan bantuan tersebut, Ke’ Lesap masih bertahan dan memukul mundur, dan Cakraningrat V mengungsi ke Malaja. Sedang benteng dipertahankan oleh kompeni.
Namun pada akhirnya, Ke’ Lesap jatuh di tempat asalnya, yaitu ketika Cakraningrat V melancarkan tipu muslihat dengan mengirim wanita ketempat pesanggrahan Ke’ Lesap di dea Tonjung. Wanta Tanda’ (ronggeng) yang berbusana keraton itu memegang bendera putih dan menyerahkan kepada Ke’ lesap. Bagi Ke’ Lesap tanda bendera putih itu pertanda Cakraningrat menyerah. Namun apadaya titik kelemahan Cakraningrat terletak di rambutnya. Konon wanita yang menyamar sebagai putri keraton (bernama nyi Marpuah) sesuai perintah CakraningratV berkesempatan memotong rambut Ke’ Lesap. Saat itu pula hilang kekuatannya termasuk kekuatan senjata goloknya yang bernama Kodhi’ Crangcang.
Pada saat bersamaan Cakraningrat V beserta bala tentaranya menyerang dan menusukkan tombak pusaka Bangkalanyang bernama Si Nenggolo Gemetar. Dan bersinar seolah mengeluarkan api. Dan pada akhirnya Ke’ Lesap beserta bala tentaranya banyak yang binasa. Maka berteriaklah rakyat yang mengikuti rajanya bersama-sama berteriak ”Bangka-la’an” artinya sudah matilah. Sebagaimana diabadikan dengan nama Bangkalan, salah satu kabupaten di Madura.
Pertama Kali Mondok
Pertama Kali Mondok
Assalamulaikum. Wr.
Wb, Aku akan menceritakan tentang kehidupanku sejak kecil sampai sekarang,
apabila ada hikmah yang dapat kalian ambil, ambillah, dan apabila ada kejelekan
didalamnya buang jauh-jauh, simak baik-baik ea selamat membaca
Aku terlahir disebuah desa terpencil yang bernama DesaTa anyar buduran Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, Aku terlahir
dari 3 bersaudara dan Aku adalah anak pertama, orang tuaku memberikan nama aku HOIRUN NISA , saudaraku laki-laki dan perempuan, adikku yang pertama perempuan
dan adikku yang kedua laki-laki .Sekolah Dasar
Negeri plakaran itulah nama Sekolahku dulu,
Alhamdulillah Aku naik Terus, waktu SD Aku senang sekali, karena punya banyak
teman yang agak lugu-lugu ya termasuk Aku, hehehe... selain Sekolah Dasar Aku
juga Sekolah Madrasah Ibtida’iyah syukur Alhamdulillah ilmuku makin bertambah
meskipun Aku seorang pemalas, malamnya Aku juga mengaji di Musholla, tapi
sayang, Aku berhenti mengaji sejak Aku sekolah Sekolah Menengah Pertama, ya jadinya
seperti ini, ngajinya tidak begitu lancar, hehehe... Aku berjalan kaki dari
rumah ke Sekolah bersama teman-teman karena jarak antara rumah dan sekolah
tidak jauh hanya sekitar 500 meter, dulu semasa di SD Aku hanyalah seorang
pendiam, tidak banyak bergaul bersama orang lain, hanya segelintir orang yang
Aku jadikan teman, Aku juga punya seorang sahabat waktu SD, tapi kami pisah
karena kami melanjutkan sekolah yang berbeda.
Ketika Aku lulus dari SD, Aku bingung mau melanjutkan kemana, kata temanku
disuruh kesini, kesitu, pokoknya banyak pilihan sehingga membuatku bingung mau
pilih yang mana, hingga akhirnya Aku memantapkan diri untuk Sekolah di Sekolah
Menengah Pertama Negeri1 Arosbaya , tidak terasa 6
tahun begitu cepat berlalu, sekarang Aku sekolah di SMP, memulai pengalaman baru,tempat baru, teman baru,
guru baru, dan pelajaranpun juga baru, heheheh... ternyata dunia ini luas ya?
Begitulah yang ada dipikiranku ketika Aku Sudah banyak mengenal teman-teman yang
dari lain desa atau kecamatan, maklum Aku hanya dirumah saja, jarang keluyuran
kemana-mana, jadi tidak begitu tahu dunia luar. Waktu SMP aku ikut
Ekstrakurikuler DrumBand, Aku senang sekali karena aku bisa memainkan alat
musik yang sebelumnya tidak bisa kumainkan, dan lebih senangnya lagi apabila DrumBand
di SMPku di undang untuk acara pengantin, seru, pengalamanku akan tempat dan
adat istiadat desa lain makin bertambah, memang dunia ini luas, begitu banyak
tempat yang belum Aku ketahui,
Waktu terasa begitu cepat berlalu, tak terasa Aku sudah kelas 3 SMP dan
bentar lagi Aku akan lulus, kebingungan pun menghampiriku lagi, Aku bingung
karena Aku tidak tahu mau melanjutkan kemana, “ah itu terserah nanti, sekarang
fokus pada Ujian Nasional” kataku dalam hati, ketika ujian hampir dekat, aku
takut tidak lulus, kalau Aku sampai tidak lulus apa kata orang tuaku? Kasihan
mereka sudah banting tulang mencari nafkah agar aku bisa sekolah, mereka
berharap banyak padaku, meskipun hanya satu yang mereka inginkan, yaitu ingin
anaknya mempunyai hidup yang lebih baik daripada mereka, tapi Alhamdulillah,
Aku bersyukur karena Allah telah
meluluskan Aku, Senang sekali melebihi kesenanganku dulu waktu lulus SD .
Ijazah SMP sudah
Aku pegang, dan Aku benar-benar bingung mau melanjutkan kemana, kakak sepupuku
menyarankan Aku untuk sekolah di MAN Bangkalan dan tinggal dipondok pesantren,
kebetulan kakak sepupuku adalah alumni MAN Bangkalan, Aku berpikir sejenak dan
Aku menyetujuinya, Aku pun mendaftarkan diri bersama kakakku, aku masuk ke MAN
lewat PMDK , Alhamdulillah Aku senang mendengar bahwa Aku diterima Sekolah di
MAN Bangkalan . Air mata selalu bercucuran setiap malam, aku tidak betah
dipondok, rasanya ingin cepat-cepat pulang, Aku rindu mama dan papa, dan
adik-adikku , aku rindu dengan suasana
desaku, benar kata orang bilang “Pondok itu adalah penjara suci” Aku bersukur
bisa ada dipondok, meskipun aslinya Aku tidak betah berada disini, sempat Aku
berpikir untuk berhenti dari pondok, tapi teman dan terutama keluargaku
melarangnya, karena jika Aku tidak mondok, mau jadi apa Aku ini. Dipondok aku
sering tidur malam, bukannya karena banyak kerjaan, tapi Aku sering kepikiran
dirumah, karena Aku masih belum terbiasa jauh dari keluargaku, hari demi hari
kulewati, Aku sudah mulai biasa beradaptasi dipondok, Aku sudah mulai merasa
nyaman meskipun terkadang Aku rindu dengan keluargaku,
Pulangan telah
tiba, pulang tiba, horee… horee… hahaha, Aku senang sekali karena Aku sekarang
Molean Ponduk bahasa maduranya, semua santri pondok pulang selama 2 minggu
karena menymbut maulid nabi jadi kita semua pulang, dan tidak boleh telat
karena nanti bisa dihukum dan dikenakan denda oleh pengurus pondok,
mudah-mudahan aku tidak pernah terkena denda atau hukuman, Aamiin, Akhirnya Aku
sudah sampai dirumahku dan Aku sangat senang bisa kembali lagi kerumah, bisa
bertemu dengan keluarga dan tetangga serta sahabatku dulu semasa di SD, dulu
waktu sebelum Aku mondok, kalau keluar rumah Aku sering tidak menutup aurat,
tapi sekarang, Aku mulai merasa malu jika Aku tidak menutup aurat, jadi setiap
Aku keluar rumah, meskipun hanya duduk di depan rumah Aku selalu menutupi
auratku, dulu Aku juga jarang mengaji, terutama shalat lima waktu, tapi syukur
Alhamdulillah sekarang Aku sering shalat dan mengaji, meskipun terkadang
subuhnya dimakan ayam karena Aku kesiangan kalau hari minggu, hehehe…
Waktu tak terasa
begitu cepat berlalu, kini tiba saatnya Aku pulang kepenjara suci lagi, berat
rasanya meninggalkan rumah dan keluargaku, tapi Aku harus kembali untuk mencari
ilmu dan terutama mencari jati diri yang sampai saat ini belum aku temukan, Aku
hanya bisa menangis lagi karena Aku rindu dengan kampung halamanku, dipondok
Aku makan 2 kali sehari, tapi dirumah Aku bebas makan berapa saja asalkan ada
yang mau dimakan, hehehe… tapi kalau disini semuanya serba uang, aku harus
belajar untuk menghemat uang, aku harus bisa belajar mandiri karena kelak Aku
akan berkeluarga, kalau tidak dari sekarang, kapan lagi.
Mungkin cukup
sekian ceritaku, apabila ada kata-kata yang kurang sopan atau kurang berkenan
dihati para pembaca Aku mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan terimakasih
kepada semua orang yang telah bersedia mengisi hari-hariku, sampai jumpa lagi
dan semoga kita semua mendapatkan ridha Ilahi Rabbi, Aamiin,
Summassalamualikum. Wr. Wb,
RINDU AYAH IBU
Ayah...
Ibu...
Sudah lama
kita tak bertemu
Sudah lama
kita tak bersama
Ayah..
Ibu..
Ku ingin
memeluk kalian
Ku ingin
mencium kalian
Sebagai tanda
aku sayang kalian
Ayah..
Ibu..
Ku merindukan
canda tawa kalian
Ku merindukan
nasihat kalian
Ayah..
Ibu..
Mengapa kita
harus berpisah seperti ini
Mengapa jarak
dan waktu selalu memisahkan kita
Suatu saat
kita pasti bertemu. I love you mamah , i love you ayah
Doa Buat Sahabat
Doa Buat Sahabat
Ibu, rasanya
semua dah siap kemas, InsyaAllah, bolehlah kita berangkat sekarang. Ayah pun
dah tunggu dalam kereta tu”. Beritahu Rafiq pada orang tuanya.Ayat-ayat
Al-Quran dan Hadis yang dilekatkan di sudut bacaan, ditinggalkan sahaja, agar
dapat memberi manfaat kepada penghuni yang baru.
Semoga ianya
mampu membuka hati sesiapa sahaja yang membacanya, agar tidak pernah jemu dalam
usaha untuk menyebarkan dakwah dan islah sesama manusia. Tidak kira non-muslim
atau muslim. Semoga bermanfaat. Itulah niat dan keikhlasan hatinya.
Dia teringat
pesan Rasulullah S.A.W. Baginda bersabda, “Jika Allah SWT memberi hidayah
kepada seseorang lantaran kamu, itu lebih baik bagimu daripada setiap apa yang
disinari matahari.” (hadis riwayat Tabrani)
Ayah tersenyum.
Manis senyumannya. Dia memperlahankan kereta lalu membelok ke kiri menuju ke
surau Al-Falah.
Raqib merenung
sudut kiri di hadapan surau tersebut. Butir-butir kristal mula memenuhi kelopak
matanya. Namun, ditahan juga, bak empangan yang menakung tadahan. Fikirannya
mula terbang melewati episod-episod perjuangan bersama sahabat-sahabatnya. Di
situlah tempat Raqib menjalinkan ukhwah bersama-sama sahabatnya. Banyak masanya
dihabiskan di situ.
Semuanya terjalin
kerana Allah. Daripada usrah, halaqoh, tazkirah, sehinggalah Majlis Ilmu, dan
pelbagai lagi proses tarbiah dilakukan. Berat sekali hatinya untuk meninggalkan
surau tersebut. Semuanya syabab yang dahagakan ilmu, yang sering
meniti dibibir-bibir mereka dengan kalimah memuji kebesaran Rab.
Terlintas
kata-kata gurunya sewaktu pengajian dulu.
“Hanyasanya yang
layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mendirikan sembahyang dan
menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan adanya
sifat-sifat yang tersebut) maka adalah diharapkan mereka menjadi dari golongan
yang mendapat petunjuk.”(At-Taubah 9:18)
Sering sahaja
mereka mengingatkan antara satu sama lain, tentang kelebihan solat berjemaah.
Tidak dilupakan juga untuk mengejut sahabat-sahabat ke surau, terutamanya waktu
Subuh. Zikir-zikir mengingati Allah juga tidak ketinggalan untuk mereka
lafazkan sesama mereka. Solat dhuha, Solat tahajud. Semuanya dilakukan
semata-mata mencari keredhaan Allah, serta bimbingan sahabat-sahabat yang
sentiasa memperingat antara satu sama lain. Penghayatan akidah juga ditekankan,
agar hubungan mantap dengan Rab. Namun, segalanya hanya tinggal memori.
“Ya Allah,
berilah kekuatan kepada sahabat-sahabatku, agar mereka sentiasa mampu
mengingatiMu. Mungkin sahaja di sini, terdapat rakan-rakan yang mampu
mengingatkan kami, satu sama lain. Namun, aku sedar, dugaan diluar lebih besar
cabarannya. Teguhkan iman kami, supaya sentiasa berada dalam rahmat-Mu.”
Bisiknya di dalamm hati.
Rafiq merenung
jauh. Pandangannya melintasi perjuangan Rasulullah SAW, para sahabat dan
syuhada di dalam mengembangkan syiar Islam. Janggutnya mula dibasahi air mata
yang bercucuran.Raqib begitu risau akan sahabat-sahabat seperjuangannya.
Mampukah mereka istiqamah dalam perjuangan mereka, ketika mereka berada di
dunia yang nyata, yang sudah semestinya penuh dengan pancaroba?
“Semuanya dah
berubah, dahulu makmum aku hanya sahabat-sahabat sebayaku, tetapi, sekarang…”
Dia bermonolog.
Raqib mengerutkan
dahinya. Istighfar membasahi bibirnya. Dia tetap ikhlas menjalankan
tanggungjawabnya sebagai hamba Allah.Tidak dinafikan, di mana-mana sahaja
surau, pasti hanya akan dipenuhi oleh orang-orang tua sahaja. Adakah surau
hanya menjadi tempat-tempat bagi hambaNya yang sudah berusia sahaja?
Segala bisikan
syaitan tidak diendahkan. Raqib sentiasa perlu bermujahadah. Mungkin sahaja dia
menjadi orang asing di dalam rumah Allah itu, kerana hanya dia sahaja anak muda
didalamnya.
Sama juga
keadaannya ketika waktu Subuh. Mampukah sahabat-sahabatku bermujahadah untuk
berjemaah di surau? Mampukah mereka bangun tatkala manusia lain sedang enak
dibuai mimpi, semata-mata untuk melakukan tahajud seperti dahulu? Mampukah
mereka meluangkan sedikit sahaja masa untuk melakukan solat Dhuha, seperti juga
di kolej dahulu?
Raqib
sentiasa husnuzzon dengan sahabat-sahabatnya. Dia tawaduk, menadah
tangan mengharapkan rahmat Allah. Hari-hari yang dilalui penuh dengan
muhasabah.
“Ya Allah,
sesungguhnya hambaMu ini merendahkan diri serendah-rendahnya dihadapanMu. Aku
memohon keampunan dariMu. Aku hamba yang banyak melakukan dosa. Jauh sekali
untuk menjadi sempurna, bahkan untuk mengharapkan balasan syurgaMu. Aku
seringkali tewas dengan hawa nafsu, namun aku juga sentiasa bersyukur kepadaMu kerana
Kau masih memberikan aku sinar harapan, peluang untuk sentiasa beribadah
kepadaMu. Semuanya atas keizinanmu, ya Allah. Aku bukanlah seorang yang banyak
ilmu, tetapi setitis kesedaran yang diberikan Kau takkan ku persia-siakan.”
“Bimbinglah
sahabat-sahabatku. Semoga mereka sentiasa bermujahadah, meniti hari-hari yang
mendatang. Aku tidak mampu untuk berada bersama-sama mereka selama-lamanya,
untuk saling memperingati antara satu sama lain. Hanya Kaulah tempat aku
berharap, agar Kau sentiasa bersama-sama sahabatku. Berikanlah kekuatan untuk
mereka istiqamah, dalam usaha menjadi hambaMu yang bertaqwa”. Panjang
munajatnya memohon kepada Allah.
semeru
Hai awand, kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku
yang ke B29 ,huh perjalananya sungguh bikin badan pegel-pegel banget ,tapi gak
apalah yang peting setelah sampai disana wow amaizing ,,,, keren subhanallah
benar-benar indah allah mennciptakan segala sesuatu
Aku kesana pada hari jum’at sekitar jam tujuh malam
setelah shalat isyak , biasa anak pondokan jadi alim hehehe,,,,aku sampai
disana sekitar jam dua malam terus aku
cari penginapan karna aku sudah rencanakan kalao aku mau ada disana sekitar
tiga hari
Hari pertama , aku pergi ke b29 nya pagi-pagi banget .huh
dingin , suhu disana bener-bener membuat badan gemetar udah airna kayak es batu lagi . aku mendaki
sekiar tiga puluh menit untk mencapai puncak dan pejalanannya licin dan berbatu
Sesampai di puncak aku pun hanting2 dan meminum seceguk
the panas untuk membantu badanku agar
lebih hangat dan setelah puas menikmati pemandangan ang ada disana aku pun
turun dari b29 sekitar jam Sembilan dan aku kembali ke penginapan .
Hari kedua , aku pergi ke pemandian emmmmmm apa ea nama pemandiannya aku lupa
hehehe,,, sorry lupa kawand pokoknya daerahnya di desa sendoso tempatnya itu
kayak wisata taman kanak-kanak tapi ebih bagusan di pemandian ini soalnya
diserai dengan benda2 sejarah di dalamnya .
Hari ketiga aku pergi ke pure untuk meliha tempat
ibadahnya orang budha biasa toleransi hehehe,,,,,benarkan kita ssama makhlah
allah saling menghargai satu sama lain , setelah hanting2 disana kami pn pulang
kepenginapan dan sekitar jam semilan kami pun
pulang ke Madura aku sampai ke Madura sekitar jam seengah empat kana
masih berhenti2 di perjalanan
Udah duul ea awand ceritanya kta sambun kapan2 aja Ok,,,,
Langganan:
Postingan (Atom)